Poin frustrasi dari COP28 Dubai 2023

Dalam tulisan terdahulu telah ditunjukkan beberapa hasil positif dari Konferensi Para Pihak PBB "COP28" di Dubai Uni Emirat Arab. Satu dari hasil tersebut adalah "transisi bahan bakar fosil (minyak dan gas bumi) ke dalam sistem energi dengan cara yanga dil, teratur dan merata."

Namun kesepakatan iklim COP28 itu telah menuai kritik luas karena "tidak memasukkan penghapusan bahan bakar fosil secara bertahap" (theguardian.com, 13 Desember 2023). Kesulitan dalam mencapai kesepakatan menunjukkan adanya perpecahan yang berkepanjangan antara para pemain utama pada hari terakhir KTT internasional tersebut, ketika para anggota OPEC (organisasi negara-negara pengekspor minyak) menentang penargetan bahan bakar fosil.

Sumber: Pixabay
Dokumen akhir COP28 menyerukan negara-negara untuk berupaya menuju "transisi dari bahan bakar fosil ke dalam sistem energi" namun gagal mewujudkan seruan "penghentian penggunaan bahan bakar fosil" (cnbc.com, 12 Desember 2023).

Para pendukung perubahan iklim dan pemimpin negara-negara kepulauan menyatakan kekecewaannya terhadap rancangan laporan akhir COP28 yang tidak berisi seruan untuk mengakhiri penggunaan bahan bakar fosil  (theguardian.com, 13 Desember 2023).

Para diplomat yang mendorong aksi iklim yang lebih kuat meninggalkan pertemuan persiapan KTT iklim COP28 selama dua minggu karena kecewa dengan perselisihan antar negara dan apa yang dikatakan beberapa orang sebagai kurangnya ambisi dari Uni Emirat Arab (UEA), negara tuan rumah tahun 2023 (cbsnews.com, 12 Desember 2023).

Jalan ke depan tampak masih panjang. 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Dialog Etnografi Borneo: Membangun Pemahaman tentang Keberagaman Kalimantan

Argumen antropologis pentingnya warga Balik dan Paser di IKN tetap hidup berkomunitas

IKN benar-benar inklusif? Ultimatum pembongkaran rumah warga asli indikasi ada yang akan disingkirkan

Speedboat ke pedalaman Mahakam

Speedboat ke pedalaman Mahakam
Martinus Nanang di dermaga Samarinda Ilir