Perbedaan antara masyarakat dan kebudayaan: Analogi tubuh dan jiwa manusia

Pertanyaan yang sering ditanyakan adalah mengenai perbedaan antara masyarakat dan kebudayaan. Penjelasannya sederhan tetapi tidak selalu mudah, karena konsep kebudayaan itu sangat kompleks. Untuk memudahkan pemahaman, maka digunakanlah berbagai macam analogi. Satu dari analagi-analogi yang dipakai adalah analogi dengan tubuh dan jiwa manusia.

Analogi tubuh dan jiwa manusia

Sumber: Pixabay
Kebudayaan dan jiwa manusia merupakan konsep abstrak yang dapat digunakan untuk menggambarkan aspek mental dan emosional kehidupan manusia. Masyarakat dan organ fisik manusia merupakan entitas konkrit yang dapat digunakan untuk menggambarkan aspek biologis dan fungsional keberadaan manusia. 

Oleh karena itu, salah satu cara yang mungkin untuk menganalogikan kebudayaan sebagai jiwa manusia dan masyarakat sebagai organ fisik manusia adalah dengan mengatakan bahwa:

-  "Kebudayaan": Kumpulan pemikiran, perasaan, dan nilai-nilai yang membentuk kepribadian dan pandangan dunia kita. 

-  "Masyarakat": Kumpulan organ yang mendukung kelangsungan hidup dan kesejahteraan manusia.

Keterbatasan analogi

Namun analogi ini tidak sempurna dan memiliki beberapa keterbatasan. Misalnya, kebudayaan bukanlah suatu hal yang bersifat bawaan atau tetap, melainkan sesuatu yang dipelajari dan berubah-ubah. 

Kebudayaan yang berbeda mungkin memiliki cara berpikir, merasakan, dan menilai sesuatu yang berbeda, bergantung pada sejarah, lingkungan, atau teknologinya. Kudayaan juga dapat berubah seiring berjalannya waktu, ketika orang menghadapi situasi dan pengaruh baru. 

Jiwa manusia, sebaliknya, lebih stabil dan konsisten, kecuali jika dipengaruhi oleh trauma atau kelainan. Jiwa manusia juga dapat dipengaruhi oleh faktor genetik atau biologis, seperti hormon atau neurotransmiter.

Keterbatasan lain dari analogi ini adalah bahwa analogi ini menyiratkan pandangan "dualistik" atau "esensialis" tentang sifat manusia. Hal ini menunjukkan bahwa kebudayaan dan jiwa manusia terpisah atau independen dari masyarakat dan organ fisik manusia, dan bahwa keduanya tidak mempunyai interaksi atau pengaruh satu sama lain. 

Hal ini mungkin juga menunjukkan bahwa masyarakat dan organ fisik manusia bersifat "deterministik" atau "mekanistik", dan bahwa mereka tidak memiliki hak pilihan atau kreativitas. Namun, hal ini belum tentu terjadi. Kudayaan dan jiwa manusia dapat berdampak pada masyarakat dan organ fisik manusia, seperti mempengaruhi kesehatan, perilaku, atau hubungan sosial kita. 

Masyarakat dan organ fisik manusia juga dapat berdampak pada kebudayaan dan jiwa manusia, misalnya dengan menyediakan sumber daya, peluang, atau hambatan bagi ekspresi atau inovasi kebudayaan.

Oleh karena itu, meskipun kebudayaan dan jiwa manusia, serta masyarakat dan organ fisik manusia, mungkin memiliki beberapa kesamaan, keduanya bukanlah konsep yang identik atau dapat dipertukarkan. 

Keduanya merupakan metafora atau perumpamaan yang dapat membantu kita memahami beberapa aspek kehidupan manusia, namun keduanya juga dapat menyembunyikan atau mendistorsi beberapa aspek lainnya. 

Seperti metafora lainnya, kita harus menyadari kekuatan dan kelemahannya, dan menggunakannya dengan hati-hati dan berpikir kritis.


Referensi

(1) How Culture Wires Our Brains | Psychology Today. https://www.psychologytoday.com/us/blog/between-cultures/201701/how-culture-wires-our-brains.

(2) Cultural psychology – what is it? - Cultural Psychology. https://www.cambridge.org/core/books/cultural-psychology/cultural-psychology-what-is-it/B44ECB4FB03E6341BA2BAFEB13D5DB32.

(3) How to interpret historical analogies | Psyche Guides. https://psyche.co/guides/how-should-you-interpret-historical-analogies-in-the-popular-press.

(4) Cultural psychology: What is it? - APA PsycNet. https://psycnet.apa.org/record/1995-98456-001.

(5) Undefined. https://doi.org/10.1017/CBO9781139173728.002.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Dialog Etnografi Borneo: Membangun Pemahaman tentang Keberagaman Kalimantan

Argumen antropologis pentingnya warga Balik dan Paser di IKN tetap hidup berkomunitas

IKN benar-benar inklusif? Ultimatum pembongkaran rumah warga asli indikasi ada yang akan disingkirkan

Speedboat ke pedalaman Mahakam

Speedboat ke pedalaman Mahakam
Martinus Nanang di dermaga Samarinda Ilir