Menuju Dunia Bebas Sampah Plastik: Beat Plastic Pollution

Sampah plastik sudah meresahkan dunia, meskipun di mana-mana kita masih melihat orang membuang sampah plastik di sembarang tempat atau membakarnya. Orang-orang seperti itu tergolong kategori orang yang tidak memiliki kesadaran lingkungan yang memadai. Tapi dunia telah dan terus prihatin dan peduli. Itulah sebabnya tema Hari Lingkungan Hidup Dunia pada 5 Juni (hari ini) menetapkan tema "Beat plastic pollution" (Kalahkan polusi plastik).

Ratusan ribu ton sampah Plastik setiap tahun

Credit: Pixabay

Menurut Program Lingkungan Hidup dari Perserikatan Bangsa-bangsa (United Nations Environment Programme /UNEP), produksi sampah plastik global mencapai sekitar 350 juta metrik ton pada tahun 2023. Ini setara dengan lebih dari 10 juta truk sampah bermuatan penuh. Narasumber France 24, dalam siaran TV yang saya dengar hari ini, menyebut angka penggunaan plastic dunia mencapai 460 juta ton per tahun dan akan meningkat tiga kali lipat pada 2060. Itu sama dengan 1.380.000 ton. 

Sampah plastik yang didaur ulang tidak sampai 12%. Sebagian besar sampah plastik ini dibakar atau dikirim ke tempat pembuangan sampah, sehingga akhirnya mencemari udara, tanah, dan lautan kita. Hanya sebagian kecil dari limbah ini yang didaur ulang. 

Pengekspor sampah plastik terbesar pada tahun 2023 adalah Amerika Serikat, Jepang, dan Jerman, sedangkan importir teratas adalah Malaysia, Turki, dan Indonesia. Namun, perdagangan sampah plastik dipengaruhi oleh berbagai larangan dan pembatasan yang diberlakukan beberapa negara dalam beberapa tahun terakhir.

Sampah Plastik Omnipresent dan Membahayakan Kehidupan

Sampah plastik ada di mana-mana, omnipresent. Sampah itu ada di dalam rumah, di pekarangan, di jalan, di pinggir jalan, di got, di sungai, dan di laut. Sampah itu bahkan ada di tempat-tempat terpencil di hutan dan di pegunungan. Itulah yang membuat sampah plastik itu bikin resah.

Bukan hanya itu, sampah microplastic telah ditemukan di dalam tubuh ikan dari perairan dalam dan tertahan di dalam es di kutub utara. Microplastic juga ditemukan di dalam daun sayuran, setelah menyerap kandungan mikroplatik melalui akar (France 24). Microplastic adalah butiran plastik berukuran kecil, 5mm ke bawah.

Sekarang ini dalam keseluruhan "siklus hidup" plastik - dari produksi sampai disintegrasi - menyumbang 2 miliar ton CO2 ke udara. Itu sama dengan kira-kira 3% polusi karbon buatan manusia.

Tak pelak lagi, sampah plastik membahayakan lingkungan dan kesehatan manusia dan makhluk hidup yang lain. 

Beat Plastic Pollution

Hari Lingkungan Hidup Sedunia (World environment Day) 2023 adalah acara global yang dirayakan pada 5 Juni setiap tahun untuk meningkatkan kesadaran dan tindakan untuk perlindungan lingkungan kita. Ini diselenggarakan oleh UNEP dan diadakan setiap tahun sejak 1973.

Tema Hari Lingkungan Hidup Sedunia 2023 adalah "Beat Plastic Pollution" dengan tagar #BeatPlasticPollution. Tema ini bertujuan untuk menyoroti kebutuhan mendesak untuk mengurangi produksi dan konsumsi plastik sekali pakai yang merusak ekosistem dan kesehatan kita.

Negara tuan rumah Hari Lingkungan Hidup Sedunia 2023 adalah Republik Pantai Gading (Ivory Coast, Côte d'Ivoire), di Afrika Barat. Belanda akan menjadi mitranya tahun ini. Pantai Gading telah melarang kantong plastik dan berupaya memperbaiki sistem pengelolaan sampahnya.

Upaya global yang terkoordinasi akan dapat meningkatkan volume plastik yang didaur ulang menjadi 40%, naik dari 12%. Laporan OECD menulis, "Upaya-upaya global yang terkoordinasi dan ambisius hampir dapat menghilangkan polusi plastik pada 2060" (dikutip dari France24.com). 

#beatplasticpollution

#kalahkansampahplastik

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Dialog Etnografi Borneo: Membangun Pemahaman tentang Keberagaman Kalimantan

Argumen antropologis pentingnya warga Balik dan Paser di IKN tetap hidup berkomunitas

IKN benar-benar inklusif? Ultimatum pembongkaran rumah warga asli indikasi ada yang akan disingkirkan

Speedboat ke pedalaman Mahakam

Speedboat ke pedalaman Mahakam
Martinus Nanang di dermaga Samarinda Ilir