Mungkin kenyataan sangat pahit dan mengerikan yang dialami dunia saat ini adalah fenomena gelombang udara panas yang melanda berbagai wilayah di Eropa, Amerika, dan Asia. Dunia berada dalam bahaya nyata.
Gelombang udara panas: pengertian dan akibatnya
Gelombang udara panas adalah kondisi udara panas yang berkepanjangan selama lima hari atau lebih secara berturut-turut, dengan suhu maksimum harian lebih tinggi dari suhu rata-rata (theguardian.com). Fenomena ini dipicu oleh perubahan iklim dan pemanasan global yang menyebabkan anomali dinamika atmosfer.
 |
Kredit gambar: Pixabay |
Gelombang udara panas telah mencetak rekor suhu tertinggi di beberapa negara. Misalnya, di Italia, suhu udara mencapai 45 derajat Celsius, di China, suhu udara mencapai 52,2 derajat Celsius (msn.com), dan di Amerika Serikat, suhu udara mencapai 46,1 derajat Celsius (theguardian.com). Suhu-suhu ini jauh melebihi batas aman bagi kehidupan manusia dan makhluk hidup lainnya.Gelombang udara panas telah menelan banyak korban jiwa dan menyebabkan dampak buruk bagi kesehatan dan lingkungan. Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), gelombang udara panas telah menyebabkan kematian lebih dari 70.000 orang di Eropa pada tahun 2021, lebih dari 80.000 orang di Amerika Serikat pada tahun 2022, dan lebih dari 90.000 orang di Asia pada tahun 2023. Gelombang udara panas juga dapat menyebabkan dehidrasi, kelelahan, pusing, mual, stroke, serangan jantung, dan penyakit kulit.
Selain itu, gelombang udara panas juga berdampak negatif bagi hewan dan tumbuhan. Banyak hewan yang mati karena kekurangan air dan makanan, serta stres akibat suhu tinggi. Tumbuhan juga mengalami kerusakan akibat kekeringan dan kebakaran hutan. Kebakaran hutan sendiri merupakan dampak lain dari gelombang udara panas yang mengancam habitat dan keragaman hayati.
Dampak ekonomi dari gelombang udara panas juga tidak kalah besar. Menurut Bank Dunia, gelombang udara panas telah menyebabkan kerugian ekonomi sebesar 100 miliar dolar AS di Eropa pada tahun 2021, sebesar 120 miliar dolar AS di Amerika Serikat pada tahun 2022, dan sebesar 140 miliar dolar AS di Asia pada tahun 2023. Kerugian ini disebabkan oleh menurunnya produktivitas kerja, meningkatnya biaya kesehatan, menurunnya hasil pertanian, dan meningkatnya biaya pemulihan.
Gelombang udara panas diperkirakan akan berlangsung hingga akhir Juli atau awal Agustus di negara-negara yang terkena dampak (theguardian.com) Namun, fenomena ini dapat terulang lagi di masa depan jika tidak ada upaya serius untuk mengurangi emisi gas rumah kaca dan menyesuaikan diri dengan perubahan iklim. Oleh karena itu, masyarakat dunia harus bersatu dan bertindak untuk menyelamatkan bumi dari bahaya gelombang udara panas.
Fakta ini mengerikan bukan karena hawa panas saja, bukan pula karena banyak korban jiwa. Fakta ini mengerikan karena belum ada solusi jitu yang permanen. Pemanasan globallah penyebab semua ini. Hingga kini belum ada solusi dan kesepakatan dunia untuk mengatasi pemanasan global.
Masyarakat Risiko ke Masyarakat Bahaya
Menurut pakar sosiologi Jerman, Ulrich Beck, masyarakat sekarang, yaitu masyarkat modern, menghadapi kehidupan yang penuh risiko, sehingga disebut "masyarakat risiko" (risk society). Risiko itu terdapat di bidang lingkungan hidup, ekonomi dan finansial, konflik sosial dan ketidakpastian masa depan. Di bidang kesehatan risiko telah menjadi kenyataan yang memberatkan manusia karena pandemi covid-19.
Penyebab dari risiko-risiko itu adalah kemajuan teknologi dan industri, yang dapat dipadatkan dalam konsep "modernitas." Dengan kata lain kemodernan sangat berisiko. dan secara intsrinsik mengandung risiko
Risiko adalah potensi bahaya. Artinya risiko di bidang lingkungan baru berupa kemungkinan munculnya bahaya lingkungan. Risiko itu terus menerus ada. Setelah sebuah risiko berubah menjadi fakta (bahaya riil), potensi bahaya berikutnya mengintai. Setelah gelombang suku panas tahun 2022, gelombang serupa muncul lagi tahun 2023. Siklusnya akan terjadi lagi tahun 2024 dan seterusnya jika dunia belum berhasil mengurangi pemanasan global.
Melihat fenomena gelombang udara panas yang dahsyat ini, tidaklah berlebihan kalau kita sebut masyarakat modern adalah "masyarakat bahaya." Bahaya itu sudah menjadi potensi yang dapat dipastikan kejadiannya.
Komentar
Posting Komentar