Senjata apa yang paling berbahaya di jalanan?
"A cocked tongue", kata George J. Thompson. Maksudnya, lidah yang selalu siap untuk mengeluarkan ujaran, tanpa pikir panjang, itu berbahaya. Orang Indonesia mengatakan, "Lidahmu harimaumu".
Siapakah George J. Thompson? Dia adalah seorang yang mengembangkan metode komunikasi yang dikenal sebagai "Verbal Judo." Judo adalah seni bela diri Jepang yang tidak menggunakan senjata dan melatih fisik dan pikiran. Judo adalah cara lembut untuk melawan musuh.
George J. Thompson, pemegang ban hitam Dan II Seni bela diri Judo, melihat kesamaan antara Judo dengan komunikasi. Dari sanalah lahir Verbal Judo.
Manfaat Verbal Judo
Verbal Judo telah membantu ribuan polisi dalam menjalankan tugas mereka yang berbahaya. Thompson sendiri pernah menjadi perwira polisi di Amerika. Dalam pengalaman sebagai polisi dia mempelajari cara-cara berhadapan dengan penjahat dengan cara persuasif dan lembut, tanpa harus menggunakan kekerasan.
Metode Verbal Judo sukses besar di kalangan kepolisian. Masalah pelik bisa diselesaikan dengan komunikasi. Konflik bisa dicegah dengan komunikasi yang tepat. Maka Verbal Judo pun ternyata bermanfaat bagi begitu banyak segi kehidupan.
Verbal Judo bisa memperbaiki hubungan cinta suami-isteri, bisnis, orangtua-anak, guru-murid, laki-laki-perempuan, profesi, dan banyak lagi.
Apa yang bisa dilakukan dengan Verbal Judo?
Menurut George J. Thompson setidaknya ada 7 hal yang bisa dilakukan dengan Verbal Judo. Di antaranya kita dapat belajar:
- Berbicara dengan orang lain tanpa menimbulkan atau meningkatkan konflik.
- Memuji tanpa terkesan manipulatif.
- Mengkritik sehingga orang mengingat apa yang dikatakan (tidak resisten).
- Menghadapi orang yang di bawah pengaruh alkohol, narkoba, amarah atau kebodohan.
- Mendapatkan persetujuan dari orang yang tadinya tidak setuju.
Lima kebenaran universal
Saya mempelajari dengan sungguh-sungguh metode ini secara mandiri. Menurut saya keseluruhan metodenya bermuara pada yang pinsip yang disebut "kebenaran universal." George J. Thompson menyebut lima kebenaran tersebut, tapi di sini saya tulis dua saja yang paling dasariah.
Pertama, semua orang ingin diperlakukan dengan hormat dan bermartabat. Untuk mengukur kebenaran ini cukup melihat pada diri sendiri dan bertanya: Apa perasaanku ketika diperhatikan, dipuji? Apa perasaanku ketika dilecehkan?
Kedua, semua orang lebih suka dimintai tolong dari pada disuruh/diperintah untuk melakukan sesuatu. Sepertinya ini konsekuensi logis dari yang pertama. Di suruh atau diperintah mengandaikan relasi kuasa yang tidak imbang; pihak yang disuruh berada di posisi lebih rendah. Meminta tolong mengangkat derajat orang itu.
Recommended banget
Manfaat mempelajari Verbal Judo sangat terasa. Makanya metode ini juga saya ajarkan di kelas Komunikasi Interpersonal. Saya melihat bahwa komunikasi interpersonal itu bukan soal kemahiran berkata-kata atau berlagak, melainkan persoalan relasi antar-probadi. Metode Verbal Judo cocok sekali untuk membangun relasi antar-pribadi tersebut.
Metode Verbal Judo dikemas dalam buku berjudul "Verbal Judo: The Gentle Art of Persuasion". Kabar baiknya, buku Verbal Judo bisa dibeli di dalam negeri, di Gramedia. Masih bahasa Inggris sih! Tapi tidak masalah, orang Indonesia sekarang pintar-pintar berbahasa Inggris.
Jika anggota DPR mahir Verbal Judo, kira-kira bagaimana ya suasana RDP?
Kalau ilmu Luar negeri Judo Verbal, Lah kalau di DPR mungkin lebih Pandai & Terampil mempraktikkan ilmu SiLat Lidah... mungkin...Lho ya... mungkin....
BalasHapusJadi pake ilmu dalam negeri aja
BalasHapus