Hari Agama Sedunia 2023, Momentum untuk memperkuat Kebersamaan

Studio TVRI Kaltim (Foto: Maru-Maru)
Hari agama Sedunia (HAS) atau World Religion Day pertama kali dirayakan pada 15 Januari 1950 di Amerika Serikat. Pada tahun itu juga perayaan sudah dilakukan di luar negeri seperti di Australia dan Bolivia. Sekarang hari raya tersebut dirayakan oleh 80 negara.

Di Indonesia gaung HAS hampir tidak terdengar, bahkan mesin pencari Google juga tidak menampilkan kata kunci hari agama sedunia dalam bahasa Indonesia. 

Untuk konteks Indonesia yang multi-agama, dan dalam banyak kasus sering bermasalah dalam relasi beragama, hari raya internasional  seperti ini sangat baik dan perlu untuk dipopulerkan.

Dialog HAS di TVRI Kaltim

HAS diperingati setiap hari Minggu ketiga bulan Januari dan tahun ini jatuh pada hari 15 Januari 2023. Pada hari Senin 16 Januari, TVRI Kaltim mengadakan dalam Program Ngapeh mengadakan dialog dengan tema "Ciptakan kedamaian melalui agama." Diundang sebagai narasumber: Asmuni, ketua Forum Kerukunan Antar Umat Beragama (FKUB) Kaltim dan Martinus Nanang, antropolog dan pengajar FISIP Universitas Mulawarman.

Asmuni menyampaikan bahwa kondisi hubungan beragama di Kaltim yang cukup kondusif berkat andil dari FKUB. "Semangat beragama makin meningkat dan semangat persatuan pun makin meningkat", ujar beliau. Meski demikian FKUB mengantisipasi isu keamanan terkait dengan Pemilu 2024 dan kehadiran IKN Nusantara di Kaltim. 

FKUB memiliki kegiatan-kegiatan kreatif yang dapat mempererat hubungan antar umat beragama. Moderasi beragama telah menjadi hal penting yang ditangani oleh FKUB.

Menurut Martinus Nanang sikap intoleran masih terlihat di media. Meskipun di Kaltim situasinya kondusif, tetapi ke depan harus hati-hati karena orang mudah sekali mengumbar kebencian dan kemarahan di media (khususnya media sosial). 

Terkait penggunaan medsos ada dua hal yang bisa dilihat. Pertama, orang sulit atau sering tidak bisa membedakan realitas yang sebenarnya dan realitas yang palsu. Yang palu disebut realitas simulasi tanpak seolah-olah riil. Kedua, orang berkomentar di medsos sering tidak rasional karena berdasarkan kepentingan atau kesukaan/ketidaksukaan. 

Pentinglah untuk mengecek kebenaran sekaligus berkomentar secara rasional. Pakai otak juga, sangat pakai perasaan saja.   

Pesan Penutup Obrolan HAS

Asmuni dan Martinus Nanang sama-sama sepakat agar Hari Agama Sedunia perlu dipopulerkan, khusus oleh TVRI Kaltim. Tetapi Martinus Nanang menekankan perlunya penanaman nilai pada anak-anak usia dini. Nilai ada ide tentang sesuatu yang baik dan yang baik secara universal adalah nilai kemanusiaan. Kita bersatu karena kita sama-sama manusia.

Video Obrolan santai NGAPEH TVRI Kaltim dapat dilihat di sini.



Komentar

Postingan populer dari blog ini

Dialog Etnografi Borneo: Membangun Pemahaman tentang Keberagaman Kalimantan

Argumen antropologis pentingnya warga Balik dan Paser di IKN tetap hidup berkomunitas

IKN benar-benar inklusif? Ultimatum pembongkaran rumah warga asli indikasi ada yang akan disingkirkan

Speedboat ke pedalaman Mahakam

Speedboat ke pedalaman Mahakam
Martinus Nanang di dermaga Samarinda Ilir