Mengapa Russia menargetkan warga sipil dalam perang di Ukraina?

Target sipil di Ukraina (appliedweb.org)
Mengapa rudal-rudal Russia menyerang target-target sipil di Ukraina? Indiscriminate attacks on civilian targets itu memang benar-benar tidak pilih-pilih. Sekolah, rumah sakit, apartemen, perumahan, semua tidak luput dari sasaran rudal. Terakhir infrastruktur pelistrikan juga dihancurkan. 

Tindakan tersebut dikecam oleh berbagai pihak, bahkan oleh dunia, termasuk oleh warga Russia  sendiri yang tidak setuju dengan perang Ukraina, karena tidak berperikemanusiaan. Tetapi Russia tidak akan membuang-buang rudalnya, termasuk drone kamikaze yang dipasok oleh Iran, jika tidak ada alasan yang masuk akal bagi mereka.

Jadi apa sebenarnya alasan masuk akal yang menjadi pembenar kebrutalan itu? Menurut Alexander B. Downes, pemerintah demokratis dan totaliter sama-sama bisa membunuh orang sipil dalam jumlah besar dengan alasan strategis. Mengapa begitu?

Kata Downes, ada dua alasan menargetkan warga sipil di dalam perang. Pertama, perasaan putus asa dan takut akan kekalahan. Stratagi ini dilakukan untuk memaksa tentara lawan untuk menyerah, guna mencegah penderitaan sipil yang lebih besar. 

Kedua, keinginan untuk menguasai wilayah.  Penduduk dari wilayah yang ingin direbut dianggap sebagai ancaman bagi sang agressor, sehingga mereka harus dilemahkan atau bahkan dimusnahkan. 

Pemerintah negara demokratis tidak akan menargetkan warga dan fasilitas sipil jika tidak dalam keadaan terdesak. Mereka selalu mempertimbangkan dua hal, yaitu kemanusiaan dan tekanan untuk menang dengan biaya sekecil mungkin. Dalam hal terjadi konflik antara dua pertimbangan tersebut, yang kedua (menyerang sipil) menjadi pilihan.

Russia, bukan pilihan demokratis  

Putin bukanlah seorang demokrat. Dia memerintah dengan tangan besi. Tidak ada gunanya untuk menganalisis tindakannya melalui kaca mata demokrasi. Dua fakta sudah diamati sejak awal Putin menyerang Ukraina di bulan Februari 2022. 

Pertama, tak diragukan tujuannya sejak awal adalah untuk menguasai wilayah. Dan pada 30 September 2022 wilayah Donetsk, Luhansk, Zaporizhia, dan Kherson sudah resmi dianeksasi; menyusul Crime yang sudah dianeksasi tahun 2014. 

Kedua, serangan kepada warga dan fasilitas sipil ditingkatkan lagi setelah pasukan Russia makin terdesak dan pasukan Ukraina merebut kembali banyak wilayah. 

Jadi kepentingan strategis pasukan Russia sekarang adalah memantapkan penguasaan atas wilayah yang dianeksasi dengan cara melemahkan pasukan Ukraina melalui serangan-serangan ke target-target sipil. Tuan Putin tidak peduli akan isu kemanusiaan. 

  


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Dialog Etnografi Borneo: Membangun Pemahaman tentang Keberagaman Kalimantan

Argumen antropologis pentingnya warga Balik dan Paser di IKN tetap hidup berkomunitas

IKN benar-benar inklusif? Ultimatum pembongkaran rumah warga asli indikasi ada yang akan disingkirkan

Speedboat ke pedalaman Mahakam

Speedboat ke pedalaman Mahakam
Martinus Nanang di dermaga Samarinda Ilir