Mendadak penduduk Kecamatan Sepaku di IKN Nusantara bertambah 200.000 jiwa

Ilustrasi (Pixabay)
Sesuai dengan rencana tahapannya, pembangunan fisik  Ibu kota negara (IKN) di Kalimantan Timur akan segera dimulai. Menurut ketua Badan Otorita IKN pada paruh kedua 2022 pekerjaan dimulai dengan penyiapan akses angkutan logistik.

Kemudian pekerjaan akan berlanjut dengan kecepatan tinggi dan volume sangat besar untuk memenuhi target tahun 2024 presiden memimpin peringatan hari kemerdekaan RI di alun-alun IKN baru.

Mendadak ramai


Untuk mengerjakan semua itu pemerintah membuka 200.000 lowongan kerja, kata Kepala Badan Otorita Bambang Susantono. 

Itu angka yang sangat besar, sekitar 25% dari penduduk Samarinda; 20.8% lebih banyak dari jumlah penduduk kawasan IKN sekarang, yang meliputi  5 Kecamatan 52 desa/kelurahan, yaitu Sepaku, Samboja, Muara Jawa, sebagian Loa Janan, dan sebagian Loa Kulu.

Karena sebagian besar pekerjaan ada di Kecamatan Sepaku, maka konsentrasi pekerja tentunya di sana juga, sekuang-kurangnya pada siang hari. Para pekerja itu akan berasal dari banyak daerah di Indonesia, termasuk pekerja lokal. 

Penduduk Kecamatan Sepaku sekitar 35 ribu jiwa, sehingga jumlah orang yang beraktivitas di sana menjadi sekitar 235,000. Bandingkan dengan penduduk Kota Bontang 178.000, Kutai Barat 165.000 ribu, Kabupaten PPU 185.000 ribu, dan Kabupaten Paser 277.000 ribu jiwa. 

Mereka itu nanti akan bertempat-tinggal di mana? Berdasarkan prinsip kedekatan dan penghematan biaya, sebagian besar pekerja akan tinggal di Sepaku; sebagian lagi di daerah sekitar Sepaku tapi tidak jauh-jauh.

Peluang bagi warga lokal

Ada empat kategori peluang bagi warga lokal dari keadaan ini. Pertama, peluang menjadi tenaga kerja. Ini sudah merupakan tuntutan dari warga lokal di Kaltim dan pemerintah juga terlihat memberi tekanan bagi perlunya merekrut tenaga kerja lokal.

Kedua, peluang akomodasi. Biasanya untuk pekerjaan konstruksi dibuatkan pondok-pondok sebagai tempat tinggal sementara, khususnya supaya dekat dengat lokasi pekerjaan. Namun jumlah pekerja yang besar itu tetap saja memberi peluang penyediaan tempat tinggal. 

Ketiga, peluang di bidang angkutan orang dan angkutan logistik. Akan banyak sekali pekerja yang tidak membawa kendaraan pribadi ke IKN. Orang sebanyak itu perlu mobilitas dan untuk itu diperlukan kendaraan, entah untuk keperluan kerja atau di luar jam kerja. 

Keempat, peluang usaha rumah makan dan warung-warung makan kaki lima. Untuk berhemat banyak pekerja akan memasak sendiri makanan mereka. Namun peluangnya tetap sangat besar bagi bisnis kuliner. Nanti akan bermunculan warung-warung makan.

Kelima, peluang suplai hasil pertanian, terutama beras, sayur-mayur dan buah-buahan. 

Singkatnya, banyak sekali yang harus disediakan bagi begitu banyak orang. Penambahan jumlah orang yang mendadak massal bisa saja menimbulkan 'kerepotan' bagi warga setempat. Namun peluang yang tersedia juga besar.   


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Dialog Etnografi Borneo: Membangun Pemahaman tentang Keberagaman Kalimantan

Argumen antropologis pentingnya warga Balik dan Paser di IKN tetap hidup berkomunitas

IKN benar-benar inklusif? Ultimatum pembongkaran rumah warga asli indikasi ada yang akan disingkirkan

Speedboat ke pedalaman Mahakam

Speedboat ke pedalaman Mahakam
Martinus Nanang di dermaga Samarinda Ilir