Dunia seakan berakhir di Tanduk Afrika: Dampak dramatis perubahan iklim

Krisis iklim telah menimbulkan krisis multidimensi di seluruh benua Afrika, utamanya di Afria Timur yang disebut juga Tanduk Afrika. Etiopia dan Somalia menjadi sorotan berita.

Krisis disebabkan karena kekeringan yang luar biasa, di mana hujan jarang dan suhu menjadi jauh lebih panas dari pada biasanya. Gambaran mengenai krisis terlihat dari headline 10 berita online yang muncul di halaman 1-2 Google Search.

10 Headline Berita dan Laporan

  • Musim Kering yang memburuk di Tanduk Afrika menempatkan 20 juta jiwa dalam bahaya: WFP (World Food Program PBB) - https://news.un.org, 19 April 2022.
  • Kemarau di Tanduk Afrika: Pesan-pesan kunci mengenai kemanusiaan, https://reliefweb.int, 23 Maret 2022.
  • Ambang malapetaka: kemarau memperburuk krisis kemanusiaan di Afrika Timur: Para ahli mengingatkan kondisi paling kering dalam 40 tahun, sebagian disebabkan oleh perubahan iklim. https://foreignpolicy.com, 18 February 2022.
  • Laporan UNICEF: Kemarau di Tanduk Afrika: Panggilan untuk bertindak. https://www.unicef.org, February 2022.
  • Laporan IPCC terbaru memproyeksikan kekeringan akan menyebabkan 700 juta orang di Afrika meninggalkan tempat mereka. IPCC memperkirakan 250 juta jiwa akan mengalami krisis air bersih hingga tahun 2030. https://www.climate-refugees.org, 3 Maret 2022. 
  • Meningkatnya risiko kelaparan di Somalia karena dampak kekeringan yang makin tinggi. https://news.un.org, 28 Maret 2022.
  • 'Ini adalah kekeringan terburuk dalam 40 tahun': Jutaan orang Etiopia dalam bahaya karena tidak turunnya hujan. https://news.un.org, 25 April 2022.  
  • Afrika Timur menghadapi satu dari kekeringan terburuk selama 40 tahun. https://africa.cgtn.com, 12 Arpil 2022.
  • Satwa liar Afrika, pantai menderita efek banjir, kekeringan. Toronto Star: https://thestar.com, 20 April 2022.
  • 'Krisis kekeringan menempatkan Tanduk Afrika di ambang malapetaka'. Kekeringan di Tanduk Afrika akan menjadi bencana bagi manusia dan hewan ternak. Aljazeera.com, 15 Februari 2022.

Dampak Perang di Ukraina

Perang Ukraina
Perang di Ukraina memperburuk krisis ekonomi di Afrika, khususnya Ethiopia dan Somalia yang sangat tergantuk pada impor gandum dari Laut Hitam. Menurut Program Pangan PBB (World Food Program dari FAO) perang telah menyebabkan kenaikan harga pangan yang tajam. 

Pejabat FAO Dr. Phiri menyatakan, "Kami yakin bahwa krisis Ukraina telah mengambil sebagian dari kebutuhan Tanduk Afrika."

Negara-negara Afrika tersebut membutuhkan bantuan kemanusiaan yang cepat. Namun perang di Ukraina menyebabkan pengalihan dana sangat besar kepada hampir 7 juta pengungsi. Akibatnya aliran bantuan ke Afrika tidak mencukupi kebutuhan. 

Menurut TRT International (Televisi Turki), hanya sekitar 5% dana bisa dikumpulkan untuk  mereka yang mengalami krisis di Somalia. 

Ekstrimisme Subur di Benua yang Kering

Hubungan ekstrimisme dengan perubahan iklim cukup banyak diulas di media internasional. Hubungannya tidak bersifat linier. Artinya, tidak dapat ditarik garis lurus dari perubahan iklim (kekeringan) ke tindakan ekstrim. 

CNN menyatakan, tumbuh dan berkembangnya ISIS berawal dari krisis air. ISIS memanfaatkan situasi itu untuk menarik dukungan dengan cara membantu suplai air. Boko Haram juga berangkat dari krisis di Danau Chad yang airnya terus berkurang sampai 90% sejak 1960. 

Padahal sekitar 30 juta orang dari 7 negara bergantung pada danau tersebut. "Vanishing Lake Chad bolsters Boko Haram" (Hilangnya Danau Chad mendukung Boko Haram), tulis CNN, https://edition.cnn.com, 10 Maret 2019.

Analisis tentang hubungan ekstrimisme dengan pemanasan global lebih baik dibahas dalam tulisan tersendiri. Jadi kali ini cukup di sini saja dulu. 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Dialog Etnografi Borneo: Membangun Pemahaman tentang Keberagaman Kalimantan

Argumen antropologis pentingnya warga Balik dan Paser di IKN tetap hidup berkomunitas

IKN benar-benar inklusif? Ultimatum pembongkaran rumah warga asli indikasi ada yang akan disingkirkan

Speedboat ke pedalaman Mahakam

Speedboat ke pedalaman Mahakam
Martinus Nanang di dermaga Samarinda Ilir